Minggu, 11 Desember 2011

He's the One

Why?
I don't know..
sometimes love doesn't need any reasons. I Just love him.


Kalau mencintai memerlukan alasan, lalu ketika alasan itu hilang, berarti cinta juga akan menghilang?
Karena dia fisik?
kemudian ketika dia mengalami musibah sehingga wajahnya rusak? apakah kemudian berhenti mencintai?
Karena dia materi?
kemudian ketika dia berada di titik terendah dalam hidupnya, Apakah kemudian berhenti mencintai?
dan karena-karena yang lain.

Kalau masih memerlukan alasan?
Anggap saja, cinta yang saya miliki karena segala yang ada, yang tidak ada dan yang akan ada pada dirinya.


Saya sendiri juga tidak tahu, semenjak aku mengenalnya 8 tahun yang lalu. Sekilas, tidak ada yang istimewa, hanya dia pintar membuat orang tertawa. Aku nyaman menjadi temannya. Sampai suatu ketika aku sadar dia lebih dari sekedar teman. Waktu itu aku takut untuk menunjukkan siapa diriku, aku hanya berada disekitarnya, menjadi temannya, menjadi seseorang yang ada ketika dia membutuhkan. Aku melihatnya berganti pacar, bercerita tentang siapa yang sedang menarik perhatiannya. Aku tetap berada di dekatnya. Teman-teman bilang aku terobsesi, bukan lagi cinta. Aku menolak predikat itu, aku tahu apa yang kurasakan berarti sesuatu. Teman-teman bilang aku harus move on, mencari yang mungkin. Mencari yang ada. Berhenti berada di lingkarannya, dan kemudian setelah 4 tahun seperti itu, aku memutuskan untuk mengakhiri lingkaran itu. Ditambah ada seseorang yang memberi dukungan. Aku mengatakan padanya, apa yang aku rasakan dan selesai sampai disini. Kami menjauh, dia dengan kehidupannya dan aku dengan kehidupanku. Walaupun menjauh. dia tidak pernah benar-benar hilang dalam kehidupanku, selalu ada sesuatu yang mengingatkanku padanya (diam-diam aku selalu tahu bagaimana kabarnya :p) Setelah lulus kuliah dia kembali ke Jakarta. Pertemuan "terakhir" kami waktu itu tidak disengaja. Lokasinya di bandara, sehari sebelum dia wisuda. Besoknya dia wisuda dan langsung kembali ke Jakarta.  Aku sempat berpikir "The End", Tamat, Selesai seperti film bukan serial yang To Be Continue. Akhir yang dramatis, di bandara..dan kupikir pertemuan berikutnya lima tahun kemudian atau lebih.
Kenyataannya, aku pun harus ke Jakarta juga satu tahun kemudian untuk mencari kerja, kota dimana dia berada..

Dan sekarang aku berada disini, di ruang tunggu kantornya menunggu dia bekerja :) sambil menulis cerita ini. Sesekali melihat dia mondar-mandir di kantor dengan baju polo merahnya ♥.

1 komentar: